Posted by DKT Berita Forex on Sunday, September 28, 2014
Indeks harga kosumen Jepang yang dirilis oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi negara tersebut pada hari Jumat
(29/06) ini dilaporkan sedikit lemah daripada ekspektasi. Indeks yang
menunjukkan laju inflasi tersebut, naik 3.1 persen pada bulan Agustus,
dengan ekspektasi kenaikan 3.2 persen. (Analisa Forex)
Kemerosotan
permintaan global akan energi, berdampak pada lemahnya harga bensin di
Jepang. Selain itu, konsumsi Negeri Sakura ini juga masih belum
bergairah pasca kenaikan pajak penjualan pada bulan April. (Baca : Pelaku Pasar Forex)
Menurut data dari AFP pagi ini, kenaikan inflasi konsumen inti,
tidak termasuk harga makanan segar, mengalami kenaikan sebanyak 3.2
persen. Meski demikian kenaikan tersebut masih lebih rendah daripada
perkiraan. Di samping itu, jika dampak kenaikan pajak tak turut
dihitung, maka inflasi inti Jepang hanya naik 1.1 persen, demikian
menurut laporan Dow Jones Newswires.
Lemahnya Harga Bensin
Kenaikan harga di Jepang pada bulan Agustus lalu dipimpin oleh biaya
akomodasi, menyusul kemudian bensin, asuransi premium, ac dan pakaian
musim panas. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu,
tahun ini memang mengalami peningkatan. Namun, minimnya peningkatan
dalam harga bensin, TV, dan makanan olahan menjadi faktor terbesar yang
melambatkan laju kenaikan.
Dari data tersebut, tampak bahwa
situasi harga tak banyak berubah. Bank Sentral Jepang diharapkan untuk
merevisi turun kebijakan fiskal 2014-nya berdasarkan prediksi GDP, dari proyeksi bulan Juli yang hanya naik 1.0 persen. Data-data tersebut pun masih di bawah target inflasi Jepang 2.0 persen BOJ.
Atas
laporan ini, Yen pun melemah terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY yang
diperdagangkan di 108.893 daris sebelumnya di 108.69 menjelang laporan
tersebut dirilis.
Grafik Inflasi Jepang :