Pengertian mengenai Manajemen Resiko Pada Forex dapat dibagi menjadi :
1. Dasar Menajemen Resiko
2. Manajemen Resiko Disetiap Transaksi
3. Pengertian Mengenai Resiko Pasar
4. Risk to Reward Ratio dan Pareto Principle.
1. Dasar Manajemen Resiko
Apabila kita berbicara mengenai
Resiko, pastinya disetiap kegiatan memilikinya, namun disetiap resiko
yang dijalaninya akan berbeda-beda disetiap aktifitas yang dilakukannya.
Disini saya akan ambil contoh mengenai Resiko yang biasa kita alami
disetiap perjalanan yang kita lalui.
Seseorang yang akan berangkat
bekerja, ataupun berwirausaha dikawasan yang strategis, setiap harinya
berhadapan dengan kondisi jalanan yang macet. Seseorang tersebut bisa
saja yakin dapat sampai di kantor tepat waktu. Namun, tentu kondisi di
jalanan tidak ada yang tahu, misalnya pohon tumbang akibat hujan
sebelumnya, atau jalanan ditutup atau faktor lain yang dapat menyebabkan
terhalangnya perjalanan.
Kemampuan seseorang tersebut dalam mengelola ketidakpastian dijalanan adalah salah satu bentuk dari Manajemen Resiko.
Sama halnya dengan Dunia
Finansial. Resiko adalah ketidakpastian yang bakal terjadi dari setiap
situasi dan keputusan yang kita ambil. Hanya saja konsekuensi dari
manajemen resiko tersebut adalah berkurang atau hilangnya sebagian dana
kita.
Manajemen Resiko dapat membantu
kita untuk mengenali resiko apa saja yang mungkin dihadapi dan apa saja
cara yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya.
2. Manajemen Resiko Disetiap Transaksi/Trading.
Manajemen
resiko trading adalah resiko yang Anda ambil ketika menentukan seberapa
besar modal dan volume transaksi yang dilibatkan dalam setiap
keputusan. Resiko jenis ini sepenuhnya dibawah kontrol Anda.
a. Resiko Total Equity
Manajemen
resiko profesional biasanya menganjurkan resiko total dibatasi maksimum
hanya sampai 20-30%, jika Anda cukup confident, maka Anda bisa
menyesuaikannya.
b. Resiko per-Kali Masuk Posisi
Setelah anda
menentukan batasan reiko total equity, barulah manajemen resiko stop
loss dapat ditentukan. Metode untuk menentukan stoploss beraneka ragam.
Tapi sebaiknya manajemen resiko anda harus melihatnya dari total equity.
Tabel dibawah ini memberikan gambaran
gambaran manajemen resiko, bahwa semakin banyak resiko yang Anda ambil,
semakin sedikit transaksi yang dapat dieksekusi. Jika Anda ingin
menggunakan 1% dari total equity dalam setiap transaksi, maka Anda
memiliki 100 kali kesempatan transaksi. Jika Anda memilih 5% dari total
equiti, Anda akan memiliki 20 kesempatan. Hal ini perlu di pertimbangkan
manajemen resikonya agar Anda dapat menemukan rasio risk reward yang
sesuai.
Dalam tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa semakin besar presentase resiko, maka semakin mengecil jumlah
kesempatan yang kita miliki. Banyak pihak, menyarankan manajemen resiko
tidak boleh lebih besar dari 2% total ekuiti per transaksi, sehingga
walaupun 25 kali kesalahan terjadi berurutan, Anda masih memiliki 50%
ekuiti untuk dapat memulihkan kinerja trading.
3. Manajemen Pasar
Manajemen resiko ini
adalah resiko yang sudah dimiliki oleh pasar dengan sendirinya, baik
sebelum Anda terlibat didalam maupun sesudah itu. Anda sama sekali tidak
dapat melakukan apa-apa terhadap jenis resiko ini, kecuali mengenal
menganalisa dan mencari cara mengatasinya.
Setiap instrumen trading memiliki keunikan tersendiri, 3 manajemen resiko terpenting yang harus Anda pertimbangkan adalah :
3.1 Perubahan Harga dan Volatilitas
Yang
pertama dan yang paling dasar adalah perubahan harga pasar. Perubahan
ini tentunya akan menciptakan manajemen resiko tersendiri bagi aktifitas
trading Anda. Saham yang berkapital besar biasanya bergerak lebih
stabil dibanding yang berkapital kecil. Forex dan index juga sama,
beberapa index dan mata uang bergerak lebih stabil dibanding yang lain.
3.2 Resiko Likuiditas
Untuk melikuidasi
posisi saham, biasanya data Anda akan di input dalam daftar antrian.
Jika pasar dalam keadaan turun, dan pembeli sulit ditemukan, Anda
mungkin tidak dapat melikuidasi posisi hingga kerugian besar menimpa
Anda. Resiko seperti ini juga harus dipertimbangkan dalam manajemen
resiko, dan mencari cara untuk mengatasi kerugian yang mungkin timbul
tersebut, Anda bisa saja, misalnya, melakukan shot sell (jika
memungkinkan) atau melakukan hedging di pasar future atau pasar CFD.
Seperti ini bagi instrumen futures
atau derivative lain sangat minim, terutama setelah adanya aktifitas
online trading, yang memungkinkan pelaksanaan transaksi secara
elektronik
3.3 Resiko Leverage dan Margin
Resiko
leverage dapat diartikan sebagai manajemen resiko yang muncul akibat
penggunaan skala modal yang lebih besar dibanding modal yang disetorkan.
Misalnya Anda dapat membeli atau menjual suatu instrumen seharga $
100,000,- dengan hanya menyetorkan jaminan dana sebesar $1,000. Jaminan
tersebut bukanlah jumlah maksimum kerugian jika pasar bergerak
berlawanan dengan posisi Anda, namun sebagian dari modal total yang Anda
setorkan juga turut menanggung resiko tersebut. Hal ini terjadi karena
leverage mengandung dana pinjaman dan kita harus membayarnya kepada
broker jika transaksi berjalan buruk.
3.4 Overnight Risk
Untuk manajemen resiko
instrumen berjangka, Anda menyimpan posisi overnight. Berita tertentu
dapat menyebabkan market untuk bergerak di arah yang diinginkan atau
sebaliknya. Terkadang, anda tidak dapat menyimpan order likuidasi ketika
market tutup. Sehingga nenyimpan posisi overnight merupakan manajemen
resiko yang perlu dipertimbangkan.
Contohnya : untuk
Lehman Brothers (LEH). Sehari sebelum pengumuman kebangkrutan, saham
LEH menutup pada harga $4.00. Pada hari kebangkrutan, LEH membuka pada
harga $0.24. Penurunan ini adalah sebesar 94% dalam sehari. Posisi jual
akan menghasilkan keuntungan luar biasa pada hari itu, sebaliknya posisi
beli akan menggerus keseluruhan modal.
Asumsi manajemen resiko yang perlu diperhatikan : Dalam menyusun
manajamen resiko, ada tiga hal yang perlu Anda pertimbangkan sebagai
bahan dasar pengelolaan resiko Anda, yang pertama adalah rasio risk to
reward, kedua adalah rasio win loss dan yang ketiga adalah prinsip
Pareto.
4. Risk to Reward Ratio
Adalah manajemen resiko rasio yang
digunakan untuk membandingkan potensi keuntungan dengan resiko dalam
setiap pengambilan keputusan transaksi. Risk reward ratio dalam hal ini
berbeda dengan yang umumnya dipahami, dalam dunia trading istilah
tersebut digunakan sangat sederhana sebagai sebuah gambaran tentang
manajemen resiko yang Anda akan ambil untuk mendapatkan sejumlah
tertentu keuntungan.
Misalnya jika anda memiliki rasio
risk reward 5:1, bukan berarti bahwa Anda secara nyata menerima
keuntungan 5 kali lebih besar dibanding resiko. Sekali lagi bahwa hal
ini adalah rasio bukan fakta.
Untuk menyusun ratio risk reward
bagi setiap orang akan berbeda-beda dan bersifat subjektif. Investor
bermodal besar akan memiliki tingkat penerimaan terhadap resiko lebih
besar dibanding pemodal kecil. Faktor personal lain manajemen resiko,
seperti tujuan, karakter dan usia juga berpengaruh dalam menyusun rasio.
Untuk menyesuaikan rasio tersebut ke
dalam aktifitas transaksi manajemen resiko juga tidak terlalu rumit, ada
banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan merubah komposisi
modal, stop loss atau bahkan dengan merubah exit point.
Menyusun Ratio sendiri
Penyusunan manajemen
resiko reward tidak perlu rumit, bahkan sangat sederhana . Anda hanya
perlu menjawab dua pertanyaan di bawah ini :
* Berapa jumlah keuntungan yang anda
inginkan dari setiap transaksi ? Berapa jumlah dana yang rela Anda
tempatkan ke dalam resiko untuk mendapatkan keuntungan tersebut ?
* Setelah anda menjawabnya,
bagilah jumlah keuntungan tersebut terhadap jumlah resiko yang Anda
relakan, dan hasilnya Anda telah mendapatkan rasio risk reward Anda
sendiri.
4.1 Win to Ratio
Ratio ini bermaksud mengukur seberapa
besar presentase manajemen resiko kemenangan berbanding kerugian yang
dihasilkan oleh sistem trading anda. Untuk mendapatkannya anda tentunya
harus memiliki sistem manajemen resiko terlebih dahulu, susunlah sistem
tersebut dan uji hasilnya baik dalam bentuk back testing ataupun forward
testing dengan menggunakan demo account.
Anda juga dapat melakukannya dengan
test visual melalui grafik jika itu mudah dilakukan. Setelah itu,
catatlah hasil berapa kali sistem tersebut menghasilkan keuntungan dan
berapa kali menghasilkan kegagalan. Dengan demikian manajemen resiko
Anda telah mendapatkan win loss ratio.
4.2 Pareto Principle
"Vital few and trivial many". Prinsip
Pareto mengatakan bahwa 20% dari sesuatu itu selalu mendatangkan hasil
80%. Atau dengan kata lain, 80% hasil diperoleh dari 20% aktifitas, dan
20% dari hasil selalu diperoleh dari 80% aktifitas. Dalam artian
trading, profit yang efektif itu datang hanya dari sebagian kecil (20%)
aktifitas transaksi Anda.
Anda tidak harus mengadopsi angka
prinsip ini secara persis, yang terpenting yang harus kita pahami adalah
bahwa kebanyakan dari aktifitas trading biasanya hanya menyumbang
sebagian kecil bagi pertumbuhan modal kita.
Sebagai contoh manajemen resiko,
katakanlah sebuah metode memiliki probabilitas 60% kekalahan dan 40%
kemenangan. Prinsip diatas dapat berjalan seperti ilustrasi dibawah :
10 Transaksii EUR/USD; setiap
transaksi memiliki SL 50 poin dan TP 100. 6 dari transaksi tersebut
terkena stoploss dan menghasilkan kerugian, 4 lainnya menghasilkan
keuntungan
* 6 Transaksi Loss x 50 poin (pips) x $10/poin =- $3,000
* 4 Transaksi Profit x 100 poin x $10/poin = +$4,000
* Net Profit/ Loss = +$1,000
Artinya bahwa dengan mengelola
manajemen resiko trading anda, metode yang buruk sekalipun masih dapat
Anda manfaatkan untuk menghasilkan keuntungan.